BERITA UTAMA
DAERAH
NASIONAL
0
"Mari kita benahi bersama Lapas Kutacane. Warga binaan adalah keluarga dan saudara kita," ujar Mashudi di hadapan ratusan warga binaan.
Mashudi mendengar langsung keluhan serta permasalahan yang dihadapi warga binaan. Ia berjanji akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan melibatkan pemerintah daerah dan pihak terkait.
Hibah Tanah untuk Relokasi Lapas
Kondisi Lapas Kutacane yang melebihi kapasitas menjadi perhatian serius. Dengan daya tampung hanya 100 orang, lapas ini dihuni 386 warga binaan, meningkat lebih dari 300%. Selain itu, jumlah petugas jaga yang hanya 24 orang semakin memperumit pengawasan.
"Bismillahirrahmanirrahim, kami sampaikan surat hibah untuk relokasi Lapas Kutacane," ujar Bupati.
Mashudi menyambut baik hibah tanah tersebut dan mendorong dukungan dari Komisi III DPR RI, yang saat itu diwakili Jamaluddin Idham dan Teuku Ibrahim, untuk menganggarkan pembangunan lapas baru.
Pelatihan untuk Warga Binaan
Selain membahas relokasi, Mashudi juga menawarkan program pelatihan keterampilan bagi warga binaan di Balai Latihan Kerja (BLK) Nusakambangan. Program ini mencakup peternakan, budidaya ikan dan udang, pertanian, serta UMKM.
"Kalian akan mendapat pelatihan dan diberikan imbalan berupa premi. Sebagian akan ditabung hingga bebas," jelasnya 11/03/2025.
Ia berharap, Lapas Kutacane ke depan dapat menjadi bagian dari lumbung ketahanan pangan nasional.
Upaya Atasi Overkapasitas Lapas di Aceh
Overkapasitas tidak hanya terjadi di Lapas Kutacane. Beberapa lapas lain di Aceh juga mengalami kondisi serupa, seperti Lapas Bireuen (480%), Lapas Idi (600%), dan Lapas Lhokseumawe (300%). Dirjenpas menegaskan pentingnya relokasi dan redistribusi warga binaan ke lapas dengan tingkat hunian lebih rendah.
Mashudi juga menekankan perlunya optimalisasi hak bersyarat serta meninjau kembali kebijakan penahanan bagi pengguna narkotika agar tidak semua harus mendekam di lapas.
Peningkatan Layanan dan Penanganan Warga Binaan Kabur
Terkait tuntutan peningkatan kualitas makanan, Mashudi menyatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan standar pelayanan makanan sesuai ketentuan.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan bahwa dari 52 warga binaan yang melarikan diri sebelumnya, 21 orang telah ditangkap atau menyerahkan diri. Sisanya, sebanyak 31 orang, masih dalam pencarian dan diharapkan segera kembali.
Acara ini turut dihadiri jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Forkopimda Kabupaten Aceh Tenggara, serta berbagai pihak terkait.
Pewarta: Icha Dwi Fara Diba
Dirjenpas Sentuh Hati Warga Binaan, Dorong Relokasi Lapas Kutacane
KUTACANE | Suarana.com – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi, mengunjungi Lapas Kutacane, Selasa (11/3), untuk berdialog langsung dengan warga binaan. Dalam kesempatan itu, ia mengajak semua pihak turut membenahi kondisi lapas yang mengalami overkapasitas.
"Mari kita benahi bersama Lapas Kutacane. Warga binaan adalah keluarga dan saudara kita," ujar Mashudi di hadapan ratusan warga binaan.
Mashudi mendengar langsung keluhan serta permasalahan yang dihadapi warga binaan. Ia berjanji akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan melibatkan pemerintah daerah dan pihak terkait.
Hibah Tanah untuk Relokasi Lapas
Kondisi Lapas Kutacane yang melebihi kapasitas menjadi perhatian serius. Dengan daya tampung hanya 100 orang, lapas ini dihuni 386 warga binaan, meningkat lebih dari 300%. Selain itu, jumlah petugas jaga yang hanya 24 orang semakin memperumit pengawasan.
Prihatin dengan kondisi ini, Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, menghibahkan lahan seluas 4,1 hektar untuk relokasi Lapas Kutacane. Surat hibah diserahkan langsung kepada Dirjenpas dalam acara tersebut.
"Bismillahirrahmanirrahim, kami sampaikan surat hibah untuk relokasi Lapas Kutacane," ujar Bupati.
Mashudi menyambut baik hibah tanah tersebut dan mendorong dukungan dari Komisi III DPR RI, yang saat itu diwakili Jamaluddin Idham dan Teuku Ibrahim, untuk menganggarkan pembangunan lapas baru.
Pelatihan untuk Warga Binaan
Selain membahas relokasi, Mashudi juga menawarkan program pelatihan keterampilan bagi warga binaan di Balai Latihan Kerja (BLK) Nusakambangan. Program ini mencakup peternakan, budidaya ikan dan udang, pertanian, serta UMKM.
"Kalian akan mendapat pelatihan dan diberikan imbalan berupa premi. Sebagian akan ditabung hingga bebas," jelasnya 11/03/2025.
Ia berharap, Lapas Kutacane ke depan dapat menjadi bagian dari lumbung ketahanan pangan nasional.
Upaya Atasi Overkapasitas Lapas di Aceh
Overkapasitas tidak hanya terjadi di Lapas Kutacane. Beberapa lapas lain di Aceh juga mengalami kondisi serupa, seperti Lapas Bireuen (480%), Lapas Idi (600%), dan Lapas Lhokseumawe (300%). Dirjenpas menegaskan pentingnya relokasi dan redistribusi warga binaan ke lapas dengan tingkat hunian lebih rendah.
Mashudi juga menekankan perlunya optimalisasi hak bersyarat serta meninjau kembali kebijakan penahanan bagi pengguna narkotika agar tidak semua harus mendekam di lapas.
Peningkatan Layanan dan Penanganan Warga Binaan Kabur
Terkait tuntutan peningkatan kualitas makanan, Mashudi menyatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan standar pelayanan makanan sesuai ketentuan.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan bahwa dari 52 warga binaan yang melarikan diri sebelumnya, 21 orang telah ditangkap atau menyerahkan diri. Sisanya, sebanyak 31 orang, masih dalam pencarian dan diharapkan segera kembali.
Acara ini turut dihadiri jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Forkopimda Kabupaten Aceh Tenggara, serta berbagai pihak terkait.
Pewarta: Icha Dwi Fara Diba
Via
BERITA UTAMA