BATAM
BERITA UTAMA
DAERAH
PERISTIWA
0
Buka Puasa Bersama Wali Kota Batam Dihiasi Insiden Copet, Korban Kecewa dengan Respons Petugas
BATAM | Suarana.com – Acara buka puasa bersama yang digelar di kediaman pribadi Wali Kota Batam, Amsakar Ahmad, pada Sabtu malam (8/3/2025) di Perumahan KDA Batam Center, sempat diwarnai insiden pencopetan. Acara yang turut dihadiri Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia, Gubernur Kepulauan Riau, Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Kapolres Barelang Kombes Pol Heribertus Ompusunggu, S.I.K., M.Si., serta tokoh masyarakat dan anak yatim piatu, berlangsung lancar hingga momen berbuka tiba.
Saat antre mengambil makanan, seorang ibu bernama Monalisa, yang membawa anak balita bersama suaminya, kehilangan ponsel Oppo Reno 13F yang berada di dalam tasnya. Ponsel tersebut diduga dicopet saat ia berdesakan dalam antrean makanan berbuka.
Respons Mengecewakan dari Satpol PP
Menyadari kehilangan ponsel, Monalisa dan suaminya tampak panik dan sedih. Para wartawan yang berada di lokasi merasa simpati dan membantu korban melaporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan. Namun, respons dari seorang anggota Satpol PP berinisial RS justru mengecewakan.
Alih-alih membantu, petugas tersebut malah memberikan tanggapan bernada mengejek. "Makanya dijaga barangnya masing-masing biar nggak hilang. Untung bukan suami atau istri yang hilang," ucapnya sambil tertawa. Pernyataan tersebut membuat para wartawan dan korban semakin kecewa.
Upaya Pencarian yang Berujung Kekecewaan
Beberapa rekan media kemudian menyarankan agar kasus ini diumumkan melalui MC acara, dengan harapan ada yang menemukan atau mengembalikan ponsel tersebut. Bahkan, mereka mencoba melaporkan kejadian ini kepada Amsakar Ahmad selaku tuan rumah, namun tidak mendapat respons.
Hingga acara selesai dan lokasi dibersihkan, Monalisa dan suaminya tetap duduk di depan rumah Amsakar Ahmad dengan harapan ada yang membantu. Namun, hingga mereka pulang, tidak ada pihak yang memberikan solusi atas kehilangan tersebut.
Minimnya Keamanan di Acara Besar
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak, terutama mengenai minimnya keamanan dalam acara resmi yang dihadiri pejabat tinggi daerah. Jika di kediaman orang nomor satu di Batam saja terjadi insiden seperti ini tanpa penanganan serius, bagaimana dengan keamanan masyarakat di tempat lain?
Bagi siapa pun yang menemukan atau mengambil ponsel tersebut, korban berharap agar dapat mengembalikannya. Bahkan, keluarga korban bersedia memberikan imbalan tanpa menuntut secara hukum.(*)
Via
BATAM