BERITA UTAMA
DAERAH
HEADLINE
PENDIDIKAN
SAMARINDA
0
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan bahwa efisiensi anggaran di kementeriannya mencapai Rp14,3 triliun. Adapun total anggaran Kemendikti-Saintek sebesar Rp56,6 triliun. Selain itu, dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang semula Rp6,01 triliun turut mengalami pemangkasan hingga 50 persen. Satryo pun mengusulkan agar anggaran tersebut dikembalikan.
Mahasiswa Soroti Kebijakan
Mahasiswa pun angkat suara terkait kebijakan ini. Muhammad Aris Saputra, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UINSI Samarinda, menilai pemangkasan anggaran pendidikan bertentangan dengan amanat UUD 1945.
"Bagaimana Indonesia bisa mencapai Indonesia Emas jika anggaran pendidikan justru dipangkas? Ini bisa berujung pada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi. Padahal, pendidikan tinggi adalah hak semua anak bangsa," ujarnya Sabtu pada Suarana.com (16/02/2025).
Aris juga mempertanyakan peran mahasiswa FTIK UINSI dalam menyikapi isu ini.
"Kemana suara kritis mahasiswa FTIK UINSI yang notabene merupakan fakultas yang bergerak di bidang pendidikan? Mengapa justru mahasiswa dari fakultas lain yang lebih peduli terhadap masalah ini? Apakah ada yang salah dalam kepengurusan DEMA atau lembaga-lembaga lain di lingkungan FTIK?" pungkasnya.
Aksi Kawal Pendidikan
Menanggapi situasi ini, mahasiswa menginisiasi aksi kawal pendidikan yang akan digelar di Universitas Mulawarman. Aris mengajak seluruh mahasiswa untuk turut serta dalam aksi ini.
"Ada panggilan jiwa malam ini di Universitas Mulawarman. Aksi mengawal pendidikan harus dilakukan. Apakah kita akan tinggal diam tanpa ada gerakan konkret?" serunya.
Ia juga menyebut bahwa manajemen aksi telah disusun oleh DEMA FTIK.
"Jika kawan-kawan belum hadir dalam konsolidasi kemarin, berarti implementasi dari manajemen aksi ini belum terlihat. Mari bergerak bersama!" tutupnya.(rls/red)
Mahasiswa Soroti Pemangkasan Anggaran KIP Kuliah dan BPI, Ajak Aksi Kawal Pendidikan
SAMARINDA | Suarana.com - Beredar kabar bahwa anggaran untuk program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) mengalami pemangkasan sebagai bagian dari efisiensi anggaran. Keputusan ini menuai sorotan, terutama karena pendidikan seharusnya menjadi investasi utama dalam kemajuan bangsa.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan bahwa efisiensi anggaran di kementeriannya mencapai Rp14,3 triliun. Adapun total anggaran Kemendikti-Saintek sebesar Rp56,6 triliun. Selain itu, dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang semula Rp6,01 triliun turut mengalami pemangkasan hingga 50 persen. Satryo pun mengusulkan agar anggaran tersebut dikembalikan.
Mahasiswa Soroti Kebijakan
Mahasiswa pun angkat suara terkait kebijakan ini. Muhammad Aris Saputra, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UINSI Samarinda, menilai pemangkasan anggaran pendidikan bertentangan dengan amanat UUD 1945.
"Bagaimana Indonesia bisa mencapai Indonesia Emas jika anggaran pendidikan justru dipangkas? Ini bisa berujung pada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi. Padahal, pendidikan tinggi adalah hak semua anak bangsa," ujarnya Sabtu pada Suarana.com (16/02/2025).
Aris juga mempertanyakan peran mahasiswa FTIK UINSI dalam menyikapi isu ini.
"Kemana suara kritis mahasiswa FTIK UINSI yang notabene merupakan fakultas yang bergerak di bidang pendidikan? Mengapa justru mahasiswa dari fakultas lain yang lebih peduli terhadap masalah ini? Apakah ada yang salah dalam kepengurusan DEMA atau lembaga-lembaga lain di lingkungan FTIK?" pungkasnya.
Aksi Kawal Pendidikan
Menanggapi situasi ini, mahasiswa menginisiasi aksi kawal pendidikan yang akan digelar di Universitas Mulawarman. Aris mengajak seluruh mahasiswa untuk turut serta dalam aksi ini.
"Ada panggilan jiwa malam ini di Universitas Mulawarman. Aksi mengawal pendidikan harus dilakukan. Apakah kita akan tinggal diam tanpa ada gerakan konkret?" serunya.
Ia juga menyebut bahwa manajemen aksi telah disusun oleh DEMA FTIK.
"Jika kawan-kawan belum hadir dalam konsolidasi kemarin, berarti implementasi dari manajemen aksi ini belum terlihat. Mari bergerak bersama!" tutupnya.(rls/red)
Via
BERITA UTAMA