BERITA UTAMA
DAERAH
HEADLINE
KARAWANG
0
"Setelah bansos dibagikan, RT datang ke rumah warga meminta bagian. Kalau tidak dikasih, mereka marah," ujar warga penerima bansos saat ditemui di Kantor Pos Rengasdengklok, Selasa (25/2/2025).
Menurutnya, besaran potongan tergantung jumlah dana yang diterima. Jika bantuannya besar, dipotong sekitar Rp 100 ribu, sementara jika kecil, sekitar Rp 50 ribu.
Hal senada disampaikan warga lainnya yang juga menerima bansos. Ia mengonfirmasi bahwa setelah bantuan diterima, Ketua RT akan datang mengambil "setoran" dari warga.
Sementara itu, Kepala Desa Rengasdengklok Selatan, Asih Mintarsih, saat dikonfirmasi media melalui sambungan WhatsApp, tidak memberikan jawaban langsung dan meminta wartawan menghubungi Sekretaris Desa (Sekdes).
"Waalaikumsalam, ibu sedang sakit dan tidak ke kantor. Silakan hubungi Sekdes saja," tulisnya dalam pesan WhatsApp, Rabu (26/2/2025).
Sekdes Wahid, yang didampingi anggota BPD Dawan, mengungkapkan bahwa pihak desa telah memanggil perangkat terkait untuk mengklarifikasi dugaan pemotongan bansos. Ia menyebutkan, ada pengakuan dari salah satu perangkat desa terkait adanya pemotongan, meski jumlahnya tidak sebesar yang dilaporkan warga.
"Pak Wakil mengakui memang ada pemotongan, tapi jumlahnya tidak sampai Rp 500 ribu. Kami sedang mendalami kronologi kejadiannya," jelas Wahid.
Ia menambahkan, pemotongan tersebut dilakukan saat proses penyaluran bansos. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti temuan ini dan meminta laporan lebih lanjut dari perangkat desa yang bersangkutan.
Kasus ini masih menjadi sorotan warga setempat, yang berharap adanya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk memastikan bantuan sosial diberikan secara utuh tanpa adanya pemotongan.(Red/Tim)
Dugaan Pemotongan Bansos di Rengasdengklok, Warga: RT Datang ke Rumah Minta Bagian!
KARAWANG | Suarana.com - Sejumlah warga di Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, mengeluhkan adanya dugaan pemotongan dana Bantuan Sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Pemotongan tersebut diduga dilakukan oleh oknum perangkat desa melalui Ketua RT dengan nominal bervariasi.
Salah satu warga penerima manfaat yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa dana bansos yang diterimanya tidak utuh. Setelah bantuan disalurkan, Ketua RT disebut-sebut datang ke rumah-rumah warga untuk meminta sejumlah uang.
"Setelah bansos dibagikan, RT datang ke rumah warga meminta bagian. Kalau tidak dikasih, mereka marah," ujar warga penerima bansos saat ditemui di Kantor Pos Rengasdengklok, Selasa (25/2/2025).
Menurutnya, besaran potongan tergantung jumlah dana yang diterima. Jika bantuannya besar, dipotong sekitar Rp 100 ribu, sementara jika kecil, sekitar Rp 50 ribu.
Hal senada disampaikan warga lainnya yang juga menerima bansos. Ia mengonfirmasi bahwa setelah bantuan diterima, Ketua RT akan datang mengambil "setoran" dari warga.
Sementara itu, Kepala Desa Rengasdengklok Selatan, Asih Mintarsih, saat dikonfirmasi media melalui sambungan WhatsApp, tidak memberikan jawaban langsung dan meminta wartawan menghubungi Sekretaris Desa (Sekdes).
"Waalaikumsalam, ibu sedang sakit dan tidak ke kantor. Silakan hubungi Sekdes saja," tulisnya dalam pesan WhatsApp, Rabu (26/2/2025).
Sekdes Wahid, yang didampingi anggota BPD Dawan, mengungkapkan bahwa pihak desa telah memanggil perangkat terkait untuk mengklarifikasi dugaan pemotongan bansos. Ia menyebutkan, ada pengakuan dari salah satu perangkat desa terkait adanya pemotongan, meski jumlahnya tidak sebesar yang dilaporkan warga.
"Pak Wakil mengakui memang ada pemotongan, tapi jumlahnya tidak sampai Rp 500 ribu. Kami sedang mendalami kronologi kejadiannya," jelas Wahid.
Ia menambahkan, pemotongan tersebut dilakukan saat proses penyaluran bansos. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti temuan ini dan meminta laporan lebih lanjut dari perangkat desa yang bersangkutan.
Kasus ini masih menjadi sorotan warga setempat, yang berharap adanya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk memastikan bantuan sosial diberikan secara utuh tanpa adanya pemotongan.(Red/Tim)
Via
BERITA UTAMA