Tawuran Siswi di Karawang, Maman Faturahman: Kurangnya Pendidikan Agama Jadi Pemicu
Dalam rapat tersebut, hadir perwakilan Dinas Pendidikan, Kapolsek Batujaya, Kapolsek Tirtajaya, Koramil, Muspika Kecamatan Tirtajaya, tiga kepala sekolah, Kepala Desa Medankarya, serta orang tua siswa. Acara itu menghasilkan pembuatan surat pernyataan bersama untuk memastikan kejadian tidak berulang.
Namun, menurut Maman Fahturahman, seorang pengajar di bidang keagamaan, pendekatan yang diambil dianggap kurang menyentuh akar permasalahan. Ia menyoroti minimnya pendidikan agama di sekolah-sekolah formal, yang menurutnya turut berkontribusi pada perilaku siswa.
“Kurangnya pendidikan agama di sekolah formal menjadi salah satu penyebab. Banyak kegiatan ekstrakurikuler yang kurang bermanfaat. Mengapa hanya murid yang dimintai klarifikasi? Guru juga harus introspeksi, karena pendidikan moral siswa sangat bergantung pada cara guru mengajarkan dan memberi arahan,” tegasnya Minggu (19/01/2025).
Organisasi Putri juga turut menanggapi dan menyayangkan insiden ini. Mereka menilai kejadian ini menunjukkan adanya kegagalan pengawasan dan pembinaan siswa oleh dinas pendidikan.
"Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Semua pihak, termasuk dinas pendidikan, guru, dan orang tua, harus introspeksi bersama. Pendidikan moral siswa harus menjadi prioritas agar insiden serupa tidak terulang," ungkap perwakilan Organisasi Putri, Minggu (19/1).
Organisasi Putri juga menegaskan pentingnya menangani permasalahan lain, seperti penyalahgunaan narkotika sintetis yang mulai marak di kalangan pelajar. Mereka mendesak pemerintah Kabupaten Karawang untuk lebih serius menangani masalah moral siswa secara holistik.
Sementara itu, Lukman N. Iraz, Dewan Pakar MD KAHMI Kabupaten Karawang, menyampaikan bahwa penanganan semestinya melibatkan semua pihak. Ia berharap komunikasi antara sekolah, dinas pendidikan, dan orang tua siswa diperkuat.
“Jangan hanya membahas keluhan soal biaya pendidikan ketika mengundang orang tua ke sekolah. Perlu ada kesadaran bersama untuk membangun pengawasan moral siswa yang lebih baik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kejadian ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan tanggung jawab kolektif. "Pemerintah daerah harus segera bertindak lebih serius untuk menciptakan sistem pendidikan yang mampu membentuk karakter siswa," pungkasnya.