Komuba Bantu TK Anggrek Menggambar Dinding Gedung Dan Kelas
Anak-anak Komuba berfoto bersama kepala sekolah Ibu Dang Teti Rohaeti ditengah-tengah kegiatan menggambar mural |
BANDUNG BARAT | Suarana.com – Gedung TK atau PAUD milik Yayasan YPI Nurul Haq Ismail Kutubaldin yang terletak di Kampung Tambakan Rt. 1 / 14 Desa Cihampelas Kecamatan Cipatik Kabupaten Bandung Barat ini terlihat berbeda saat awak media memasuki lahan sekolah yang cukup luas tersebut. Terlihat beberapa anak remaja tengah menyelesaikan gambar di tembok gedung dengan motif warna warni yang menarik.
Kondisi itulah yang terlihat saat awak media berkunjung ke sekolah tersebut pada Jumat (12/07/2024) pukul 13.30 wib. dan langsung disambut salahseorang pengelola yayasan yaitu Kiki dan memperlihatkan beberapa sudut yang telah digambar oleh para remaja tersebut.
Gambar-gambar tersebut, ungkap Kiki adalah karya salahsatu komunitas yang bernama Komunitas Mural Bandung Barat (Komuba ) yang terdiri dari beberapa anak remaja . “Kebetulan sekolah kita tengah dalam perbaikan di beberapa tempat karena memang gedung ini sudah cukup lama berdiri,” tutur Kiki. “Dan saya bertemu dengan Bu Ibey yang merupakan pendiri Komuba dan berkenan membantu kami membuat gambar-gambar oleh anak-anak asuhnya,” lanjutnya lagi.
Beberapa saat berbincang dengan Kiki seorang anak remaja yang tengah mengerjakan gambar di tembok kelas mendekat dan memperkenalkan dirinya bernama Arif Maulana dan dirinya merupakan pimpinan dari anak-anak remaja tersebut.
Sementara itu Kepala Sekolah TK Anggrek sekaligus pemilik yaitu Dang Teti Rohaeti menyusul beberapa saat kemudian.
Kepala sekolah dan beberapa pengajar tengah menggambar di dinding kelas |
Dalam perbincangan Teti menuturkan bahwa pada awalnya pada tahun 2006 dirinya mengajak orang-orang yang tidak bisa membaca untuk diajarkan membaca. “Waktu itu banyak orang-orang tua dan anak-anak remaja yang belum bisa membaca,” tuturnya. “Saat itu ada program pemerintah saya mengajak dan mengajari mereka membaca selama 3 tahunan,” lanjutnya lagi.
Pada tahun 2013 didirikanlah PAUD dengan menggunakan yayasan dari orangtuanya. “Tanah yang digunakan sebagai tempat TK ini adalah hibah dari Bapak saya dan akhirnya kita bangun gedung TK Anggrek ini,” kata Teti.
Teti menuturkan bahwa samapi saat ini pihaknya lebih banyak membiayai operasional keseharianya dengan system subsidi silang. “Kita membiayai anak-anak yang tidak mampu dengan menggunakan dana dari anak-anak yang mempu,” tuturnya.
Saat ditanya mengenai bantuan dari pemerintah Teti mengungkapkan bahwa bantuan dari pemerintah ada hanya saja sangat minim yaitu sebesar satu juta limaratus ribu pertahun. “Sementara kegiatan berjalan setiap hari,” kata Teti. “Bersama tetangga yang sama-sama peduli dengan pendidikan anak-anak, operasional sekolah sangat terbantu,” lanjut Teti.
Seorang anak Komuba tengah menggambar mural di tembok ruangan belajar |
Sementara itu, saat berbincang dengan Arif yang memimpin anak-anak remaja lainnya, Arif mengungkapkan bahwa mereka merupakan anak asuh dari Ibu Ibey, salahseorang guru kesenian di SMP Negeri 2 Batujajar. “Kami adalah murid-murid Ibu Ibey yang dibantu olehnya karena kami memang bukan dari kalangan yang tidak mampu. ” Kami menjadi anak-anak asuhnya,” lanjutnya lagi.
Pada awalnya, tutur Arif, beberapa anak di SMP tersebut dibantu pembiayaan sekolahnya oleh Ibu Ibey. “Namun pada kenyataanya bantuan berupa pendanaan sekolah tersebut jarang bias sesuai dengan peruntukannya karena seringkali terpakai untuk hal lain,” tutur Arif. “Namun Ibu Ibey tetap konsisten dan sekitar setahun lalu kami diminta untuk membuat sebuah kegiatan dalam bidang seni hingga terbentuklah Komuba,” lanjutnya lagi.
Hingga saat ini Komuba telah membantu menggambar gedung dan ruangan belajar di tiga sekolah. “Kami telah membantu menggambar mural di 3 sekolah termasuk TK ini dimana pihak sekolah tidak membayar kami tapi Ibu Ibey yang membayar kami,” jelas Arif.
Salahseorang rekan Arif yaitu Muhammad Fajri juga menambahkan bahwa dengan kegiatan seperti ini mereka merasa senang. “Memang tidak semua bias menggambar, dan kami dengan senang hati melakukan kegiatan ini,” ujar Fajri.
Fajri dan Arif berharap Komuba bisa eksis di Bandung Barat dan bisa menggelar sebuah kegiatan atau event besar yang bisa membantu promosi komunitas ini. “ kata Arif. “Saya yakin jika kegiatan menggambar mural ini akan sangat menyenangkan bagi siapapun yang menyukai seni gambar,” ujar mahasiswa UPI ini.
Sebelum pembicaraan berakhir, Teti menuturkan bahwa sebenarnya pendidikan PAUDada kelebihannya bagi anak-anak. “Di PAUD atau TK anak-anak bermain sambil belajar. Jadi mereka bisa merasakan saat-saat bahagianya sambil belajar,” Tutur Teti. “Ditambah lagi saat anak-anak masuk PAUD atau TK akan dididik juga mengenai adabnya serta sosialnya,” pungkas Teti. *suarana/Bans