DAERAH
HEADLINE
KARAWANG
PERISTIWA
VIRAL
0
Kesaksian Dandy Sugianto di Persidangan Pemalsuan Tanda Tangan Disorot Hakim
KARAWANG| Suarana.com - Kejanggalan muncul saat Dandy Sugianto bersaksi dalam persidangan kasus dugaan pemalsuan tanda tangan dengan terdakwa Kusumayati pada 1 Juli 2024. Dandy, anak terdakwa dan kakak korban, diduga memberikan kesaksian tidak sesuai fakta saat hakim menanyakan proses pembuatan akta perubahan saham di notaris.
Pada 1 Juli 2024, Dandy Sugianto memberikan kesaksian dalam persidangan kasus dugaan pemalsuan tanda tangan dengan terdakwa Kusumayati, ibunya. Dandy, yang juga kakak dari korban Stephanie Sugianto, diduga memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan fakta ketika ditanya oleh hakim tentang proses pembuatan akta perubahan saham di notaris.
Ketika hakim bertanya tentang proses pembuatan akta perubahan saham perusahaan milik keluarga, Dandy menjawab bahwa ia tidak tahu dan tidak terlibat. Namun, hakim meminta Dandy membuat contoh tanda tangan, yang ternyata identik dengan tanda tangan pada akta perubahan pemegang saham yang ia bantah ketahui.
Notaris yang membuat akta perubahan saham, Raden Kania Nursanti, merasa keberatan dengan kesaksian Dandy, menyatakan bahwa Dandy yang bolak-balik mengurus akta tersebut. Kania menjelaskan bahwa akta dibuat berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat (PKR) yang menunjuk Kusumayati untuk memprosesnya, dengan Dandy dan adiknya Ferline sebagai pemegang saham yang terlibat aktif.
Ahli hukum pidana dan Dosen Universitas Sehati Indonesia, Eigen Justisi, menekankan bahwa saksi di pengadilan harus jujur, terutama setelah disumpah. Jika terbukti berbohong, saksi dapat dikenai pasal 174 KUHP dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara.
Sementara itu, Stephanie menempuh jalur hukum atas dugaan pemalsuan tanda tangan dalam Surat Keterangan Waris (SKW) dan notulen RUPSLB perusahaan keluarganya.
Tim hukum Kusumayati, Nyana Wangsa, membela kliennya dengan menyatakan bahwa Kusumayati tidak pernah mengubah apa pun dalam SKW tersebut.
Via
DAERAH