Iklan

,

Iklan

iklan

Indeks Kanal

Peretasan Pusat Data Nasional di Surabaya, BSSN Kesulitan Identifikasi Pelaku, Fokus pada Pemulihan Data

Redaktur
June 29, 2024, 5:23:00 AM WIB Last Updated 2024-06-28T22:24:12Z
Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya mengalami peretasan sejak 20 Juni lalu. Poto Ilustrasi Peretas Dok Istimewa

Suarana.com - Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya mengalami peretasan sejak 20 Juni lalu. Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa mendeteksi pelaku serangan ini.

"Kita sudah melakukan langkah-langkah forensik, tapi memang awalnya kesulitan juga karena semua data terenkripsi," kata Hinsa dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR dengan BSSN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, (27/6). 

"Tapi kemarin syukur ada data yang bisa kita analisis sekarang masih berproses dan hasilnya pasti akan kita sampaikan," lanjutnya dikutip dari CNN Indonesia (29/06/2024).

Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menginterupsi dan bertanya sejauh mana BSSN telah mendeteksi pelaku serangan PDNS 2. Menanggapi pertanyaan tersebut, Hinsa mengatakan bahwa pihaknya hanya baru menemukan indikasi-indikasi yang bisa mengarah kepada pelaku penyerangan.

"Tentunya untuk pelakunya belum bisa, Pak. Jadi kita baru menemukan indikasi-indikasi yang nanti dari indikasi ini akan kita olah untuk menemukan si pelaku," jawab Hinsa.

Dalam rapat yang sama, Menkominfo Budi Arie Setiadi memastikan bahwa peretasan PDNS 2 bukan dilakukan oleh negara lain, melainkan oleh aktor non-negara dengan motif ekonomi. "Di forum ini saya ingin tegaskan bahwa kesimpulan mereka ini non-state actor dengan motif ekonomi. Itu sudah alhamdulillah dulu," kata Budi.

Budi juga menambahkan bahwa dalam setiap kasus peretasan, ada dua motif yang biasanya muncul. Pertama, dilakukan oleh negara lain (state actor) untuk menyerang sistem keamanan nasional, dan kedua, dilakukan oleh aktor non-negara dengan motif lain. Menurutnya, motif pertama yang paling mengkhawatirkan. "Karena kalau yang nyerang negara, berat."

Budi Arie berjanji akan terus melaporkan perkembangan atau upaya pemulihan data akibat insiden tersebut secara berkala. "Kami akan melakukan pemulihan secepatnya," katanya. "Karena dari tahap yang sudah kita lakukan paling tidak identifikasi, deteksi, proteksi, juga kami lakukan terhadap PDNS 1, ini juga kami terus lakukan pemulihan dalam waktu yang segera dan secepatnya."

Anggota DPR Tubagus Hasanuddin juga menegaskan bahwa negara tidak boleh kalah oleh individu atau kelompok hacker ini. "Dengan segala hormat, pelaku hanya satu orang atau kelompok kecil saja. Sementara kita ini berjejer para jenderal, deputi, menteri, wakil menteri berjejer. Kalah kita," cetusnya. "Negara kalah hanya oleh pelaku ransom itu, dan kita harus melawan, jangan menyerah. Saya kira bisa," lanjutnya.

BSSN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika akan terus berupaya keras untuk mengungkap pelaku serangan dan memulihkan data yang terkena dampak secepat mungkin.


Sumber : CNN Indonesia
Editor : Rizki

Kami hadir di Google News
Dan jangan lupa ikuti Saluran WA

Iklan

Advertisement
Advertisement

Advertisement
Advertisement



Advertisement


Advertisement
Advertisement

iklan
Advertisement

iklan
Advertisement
Advertisement
iklan
Advertisement