DAERAH
NASIONAL
NEWS
PAPUA
0
Perjuangan Orpa Korwa Melawan Wasting, Meningkatkan Kesehatan Anak di Papua
PAPUA | Suarana.com - Orpa Korwa, 33, warga Kampung Nandali di Sentani, Papua, adalah seorang guru sekolah minggu yang telah mengabdikan dirinya selama 18 tahun.
Meskipun berharap anak-anak di kampungnya tumbuh sehat dengan gizi yang cukup, Orpa menyadari bahwa beberapa muridnya mengalami kekurangan gizi, menandakan adanya masalah wasting.
“Melihat murid-murid yang usianya sama, tapi sangat berbeda pertumbuhannya, bahkan ada yang tertinggal dari anak lain yang lebih muda, saya saksikan setiap tahun,” tutur Orpa.
Di Indonesia, satu dari 12 anak balita mengalami wasting, yang merupakan bentuk kekurangan gizi yang serius dan dapat mengancam kehidupan, pertumbuhan, dan perkembangan anak-anak. Pada tahun 2023, Orpa menjadi guru di PAUD Elim, salah satu dari 100 PAUD di Papua yang terlibat dalam program skrining wasting.
Dalam program ini, guru-guru diajarkan untuk mendeteksi wasting dan merujuk anak-anak yang berisiko ke fasilitas kesehatan. Mereka menggunakan pita lingkar lengan atas (LILA) yang berwarna untuk mendeteksi masalah gizi. Pelatihan ini merupakan bagian dari program IMAM yang didukung oleh UNICEF untuk mencegah wasting parah melalui deteksi dan penanganan dini.
Orpa memberdayakan orang tua dari murid-muridnya dengan menyampaikan pengetahuan yang didapatnya. Salah satu peserta pelatihan, Reni Uropka, merasa terbantu dalam memantau kesehatan putrinya, Clarita, yang mengalami wasting. Meskipun berusia berbeda, Clarita memiliki berat dan tinggi yang tidak jauh berbeda dengan adiknya.
"Saya pertama kali tahu tentang wasting dari PAUD. Tanda-tandanya, anak kelihatan kurus atau kedua kakinya bengkak, yang bisa jadi gejala wasting,” ujar Reni.
Setelah mengetahui bahwa pita LILA Clarita menunjukkan warna kuning, Reni membawa putrinya ke puskesmas. Hasil pemeriksaan menunjukkan Clarita mengalami wasting tingkat sedang. Tenaga kesehatan mengajarkan Reni cara memberikan gizi dan perawatan yang lebih baik dan memantau status gizi di rumah dengan pita LILA, serta mengingatkan agar Reni membawa putrinya ke puskesmas setiap bulan untuk dipantau pertumbuhannya.
Clarita juga diberikan makanan tamabahan. Kini, Reni lebih memperhatikan asupan makanan dan bertekad memastikan putrinya mendapatkan makanan bergizi. “Dulu, saya berikan makanan apa pun yang ia mau, tapi sekarang saya memberikan makanan yang ia butuhkan".
Red
Via
DAERAH