Korban Gempa Cianjur Berhari raya di Antara Puing
![]() |
SUKABUMI |SUARANA- Kebahagiaan dirasakan para korban gempa Cianjur di momen Idul Fitri 2023. Meski duka akibat gempa yang berkekuatan magnitudo 5,6 pada November 2022 lalu, yang menyebabkan rumah rusak hingga korban jiwa masih menyelimuti.
Dadeng (47), Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang, mengatakan hari lebaran Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam, sehingga sudah seharusnya disambut dengan hati bahagia.
"Tentu hari ini jadi hari yang membahagiakan, hari kemenangan dan penuh berkah setelah sebulan berpuasa menahan hawa nafsu," kata dia, 22/04/2023.
Namun di balik kebahagiaan yang dia rasakan, duka mendalam masih menyelimuti. Apalagi gempa bumi tidak hanya menyebabkan rumahnya ambruk rata dengan tanah tetapi juga merenggut nyawa anaknya.
"Gempa November tahun lalu membuat anak saya yang kedua meninggal. Meski sudah beberapa bulan, sedihnya masih terasa," kata dia.
Bahkan, menurutnya, ketika melantunkan takbir di malam lebaran, Dadeng tak kuasa menahan tangis teringat anaknya, apalagi di momen lebaran tahun lalu, anaknya masih ikut ke masjid untuk sama-sama menggemakan takbir.Terbayang juga momen ketika seluruh anggota keluarganya berkumpul seraya bercanda di lebaran Idul Fitri tahun lalu.
"Malam tadi saya menangis sambil takbiran. Karena ingat anak saya yang suka ikut ke masjid menemani saya takbiran. Ingat juga tahun lalu berkumpul bersama mereka. Tapi tuhan berkehendak lain, lebaran sekarang kedua anak saya sudah tidak ada. Yang ada tinggal anak sulung," ucapnya seraya meneteskan air mata.
"Insyaallah akan berusaha tegar, dan bakti lagi. Tapi berharap juga peran dari pemerintah untuk bisa segera menyelesaikan perbaikan rumah korban terdampak. Jadi keluarga saya yang masih selamat bisa kembali tinggal nyaman di rumah," kata dia.
Senada, Holisoh (50) warga Desa Benjot mengaku lebaran tahun ini menjadi lebaran yang membahagiakan sekaligus memilukan. Sebab dampak gempa masih terasa, dimana korban masih tinggal di tenda dan hunian sementara.
Bahkan menurutnya pakaian baru pun tak lagi penting, sebab bisa berlebaran berkumpul dengan keluarga sudah jadi hal paling berharga.
"Sudah bisa berkumpul, makan bersama dengan ketupat dan lauk seadanya juga jadi kebahagiaan. Meskipun sedih karena berkumpulnya bukan di rumah tetapi ditenda. Meski begitu harus tetap disyukuri," kata dia.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Cianjur menginstruksikan para pejabat dan ASN untuk berlebaran dengan para penyintas. Hal itu dilakukan agar pemerintah hadir dan berbagi kebahagiaan di momen Idul Fitri.
Salah satunya di Desa Benjot Kecamatan Cugenang, salah satu dinas melaksanakan salat Id hingga makan ketupat bersama.
"Hari ini sesuai dengan instruksi pak bupati, kita berbagi kebahagiaan dengan penyintas. Dari salat IdulFitri berjamaah hingga makan bersama. Berkumpul untuk saling menguatkan, supaya Cianjur secepatnya bangkit," ungkapnya.
Editor: Rinto Wahyudi.