Suarana.com - Anoreksia nervosa atau anoreksia adalah kelainan pola makan yang membuat seseorang mengalami kelaparan atau tindakan menurunkan berat badan secara berlebihan. Penurunan berat badan secara ekstrem pada orang dengan anoreksia nervosa dapat mengakibatkan masalah kesehatan hingga dampak yang paling parah adalah kematian.
Orang dengan penyakit anoreksia nervosa atau anorexia sering kali merasa lapar tetapi tetap menolak untuk makan. Mereka memiliki ketakutan yang berlebihan akan menjadi gemuk dan merasa diri mereka gemuk walaupun sebenarnya mereka masih dalam kategori ‘normal’.
Orang-orang dengan penyakit anoreksia akan berusaha untuk memperbaiki ‘kekurangan’ yang dirasakannya tersebut dengan membatasi asupan makanan secara ketat dan berolahraga secara berlebihan untuk menurunkan berat badannya.
Guna menjaga bentuk tubuh tetap kurus, orang dengan anoreksia akan sangat membatasi porsi makannya seminimal mungkin atau menggunakan obatan-obatan penekan nafsu makan hingga obat pencahar. Ketakutan akan berat badan yang terus bertambah akan terus menghantui orang dengan anoreksia meski berat badannya sudah banyak berkurang.
Siapa Saja yang Mengalami Anoreksia?
Gangguan pola makan seperti anoreksia lebih banyak ditemukan pada kaum wanita daripada pria. Risiko untuk timbulnya gangguan makan ini lebih besar pada pemain film, model, penari, dan atlet di mana penampilan atau berat badan adalah sesuatu yang sangat penting.
Orang dengan anoreksia cenderung memiliki prestasi yang sangat tinggi, baik di sekolah, olahraga, pekerjaan, maupun aktivitas lain. Mereka cenderung perfeksionis dengan gejala obsesif, cemas, atau depresi. Anoreksia nervosa biasanya mulai muncul pada masa puber, tetapi bisa juga pada golongan usia lain.
Penyebab Anoreksia
Hingga kini, penyebab pasti anoreksia belum diketahui. Akan tetapi penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tipe kepribadian, emosi, dan pola pikir tertentu, serta faktor biologis dan lingkungan berpengaruh pada gangguan ini.
Orang dengan anoreksia sering kali menggunakan makanan dan pola makan sebagai cara untuk meraih sensasi kendali diri ketika dirinya merasa tertekan dengan kehidupannya. Perasaan tidak mampu, rendah diri, cemas, marah, atau kesepian juga dapat berpengaruh pada timbulnya kelainan ini.
Perlu diketahui, orang dengan anoreksia mungkin memiliki masalah percintaan atau pernah diejek karena bentuk tubuh atau berat badannya. Pendapat dari teman dan masyarakat bahwa kekurusan dan penampilan fisik dikaitkan dengan kecantikan juga bisa berdampak pada anoreksia.
Sedangkan, perubahan hormon mengatur cara tubuh dan pikiran dalam mengandalikan suasana hati, nafsu makan, pola pikir, dan ingatan, sehingga dapat menyebabkan gangguan makan. Bahkan, ditemukan fakta bahwa anoreksia cenderung bisa diturunkan karena adanya faktor genetik.
Gejala Anoreksia
Gejala anoreksia biasanya meliputi gejala emosional dan fisik. Berikut adalah beberapa gejala yang bisa dikenali, antara lain:
- Penurunan berat badan secara cepat dalam waktu beberapa minggu atau beberapa bulan.
- Melanjutkan diet atau tetap membatasi makan walaupun badan sudah kurus atau berat badan sudah sangat rendah.
- Memiliki ketertarikan berlebihan terhadap makanan, kalori, nutrisi, atau memasak.
- Ketakutan yang berlebihan akan mengalami kenaikan berat badan.
- Kebiasaan makan yang aneh, misalnya makan dengan sembunyi-sembunyi.
- Merasa gemuk, walaupun berat badan sudah berada di bawah berat badan ideal.
- Tidak bisa menilai berat badannya sendiri secara realistis.
- Berusaha keras untuk selalu tampil sempurna dan selalu mencari-cari kekurangan diri sendiri.
- Pengaruh berat badan atau bentuk tubuh pada rasa percaya diri yang tidak wajar.
- Depresi, cemas, atau mudah tersinggung.
- Menstruasi tidak teratur.
- Penggunaan pil diet, laksatif, atau diuretik.
- Sering jatuh sakit.
- Mengenakan pakaian yang longgar untuk menyembunyikan penurunan berat badan yang ekstrem.
- Olahraga yang dilakukan secara kompulsif.
- Merasa tidak berharga atau tidak punya harapan.
- Penarikan diri dari kehidupan sosial.
- Gejala fisik yang muncul seiring dengan berjalannya waktu, di antaranya: tidak tahan suhu dingin, kuku dan rambut mudah rapuh, kulit kering atau menguning, anemia, konstipasi, pembengkakan sendi, kerusakan gigi, dan tumbuhnya rambut-rambut tipis di seluruh tubuh.
Jika tidak diatasi, anoreksia dapat mengakibatkan:
- Kerusakan organ, terutama jantung, otak, dan ginjal.
- Perurunan tekanan darah, nadi, dan laju napas.
- Kerontokan rambut.
- Denyut jantung tidak teratur.
- Pengeroposan tulang (osteoporosis).
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kematian karena kelaparan atau bunuh diri.
Cara Mengatasi Anoreksia
Perawatan gawat darurat mungkin diperlukan pada kejadian dehidrasi, malnutrisi, gagal ginjal, atau gangguan irama jantung yang dapat mengancam nyawa.
Meski begitu, pengobatan anoreksia sulit karena sebagian besar penderitanya mengelak bahwa dirinya menderita kelainan ini. Sebagaimana gangguan makan lainnya, anoreksia memerlukan rencana terapi komprehensif yang disesuaikan dengan kebutuhan penderitanya.
Tujuan terapinya adalah mengembalikan penderita ke barat badannya yang ideal, mengatasi masalah emosional seperti rendah diri, memperbaiki pola pikir, dan menciptakan perubahan perilaku yang bersifat jangka panjang. Metode terapinya antara lain:
- Konseling individual yang berfokus pada perubahan pola pikir dan perilaku penderita.
- Obat-obatan. Obat antidepresan tertenti dapat membantu mengatasi kecemasan dan depresi yang berhubungan dengan kelainan ini.
- Konsultasi gizi. Tujuannya untuk mengajarkan tentang makanan sehat dan berat badan ideal, mengembalikan pola makan ke arah yang normal, serta mengajarkan pentingnya gizi bagi tubuh dan konsumsi diet seimbang.
- Minta anjuran pada dokter tentang suplemen vitamin dan mineral yang sesuai dengan kondisi tubuh. Jika Anda mengalami pola makan yang buruk, kemungkinan besar tubuh Anda tidak mendapatkan nutrisi penting yang dibutuhkan.
- Hindari orang, aktivitas atau tempat yang bisa memicu Anda menjadi kurus. Selain itu, hindari melihat gambar-gambar orang kurus pada majalah, sosial media atau seseorang yang Anda idealkan. Cobalah untuk tidak membahas mengenai diet pada siapapun karena hal itu bisa mengacaukan niat Anda untuk sembuh dari anoreksia.
- Terapi kelompok atau keluarga. Diharapkan orang dengan gangguan makan akan mendapatkan dukungan dan dapat mendiskusikan perasaan dan kekhawatirannya secara terbuka dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan masalah yang sama.
- Rawat inap. Seperti yang telah dijelaskan di atas, rawat inap mungkin diperlukan untuk mengatasi penurunan berat badan berlebihan yang berakibat pada malnutrisi dan komplikasi serius, seperti gangguan jantung, depresi berat, dan keinginan bunuh diri.
Anoreksia akan memburuk jika tidak segera diatasi. Semakin cepat didiagnosis dan diobati, semakin baik hasilnya. Meskipun dapat diobati, anoreksia memiliki risiko tinggi untuk berulang kembali.
Penyembuhan dari anoreksia biasanya memerlukan pemantauan jangka panjang dan komitmen yang kuat dari penderitanya. Dukungan keluarga dan orang-orang terdekat dapat membantu penderita agar mau menjalani pengobatan hingga tuntas.
Perlu diketahui, tidak semua kasus anoreksia bisa dicegah, oleh karena itu penanganan dengan terapi harus dilakukan sedini mungkin. Selain itu, mengajarkan dan mendorong pola makan yang sehat dan sikap yang realistis terhadap makanan dan bentuk tubuh juga membantu untuk mencegah timbulnya gangguan makan atau menghindari semakin memburuknya anoreksia yang diderita.